Ini sekedar metode dalam rangka mencapai tujuan yang sama yakni menghafal Al-Qur’an.
Pada masa kehidupan para salaf, al-Quran diajarkan sedikit-demi sedikit. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat, Umar bin Al Khaththab menyatakan bahwa mempelajari al-Quran dilakukan per lima ayat, seperti Jibril menurunkan al-Quran per lima ayat. Abu Musa Al Asya’ri mengajarkan al-Quran kepada Yunus bin Abi Raja’ juga lima ayat-lima ayat. Sedangkan Ibnu Mas’ud mengajarkan al-Quran hanya satu ayat-satu ayat. (Lihat al-Jamal al/ Qura, 1/446)
Terkait hadits :
كانَ يأخُذُ القرآنَ مِن جبريلَ خمسًا خمسًا
dan
قرأت علَى علِيٍّ فأخذ عليٌّ خمسًا وقال حسبُك ؛ هكذا أُنزِل القرآنُ خمسًا خمسًا ؛ ومن حفظه هكذا لم ينسَه
Keduanya hadits Dhaif.
Yang pastinya shahih : ayat Qur’an yang pertama kali turun yaitu 5 ayat pertama dari surah Al-‘Alaq.
Walau bagaimanapun langkah kecil demi langkah dan berkelanjutan insyaallah akan sampai. Pepatah mengatakan:
مَنْ سَارَ عَلىَ الدَّرْبِ وَصَلَ
“Barang siapa berjalan pada jalannya, niscaya sampailah ia ke tujuannya”
{ وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَوۡلَا نُزِّلَ عَلَيۡهِ ٱلۡقُرۡءَانُ جُمۡلَةٗ وَٰحِدَةٗۚ كَذَٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِۦ فُؤَادَكَۖ وَرَتَّلۡنَٰهُ تَرۡتِيلٗا }
[Surah Al-Furqan: 32]
Dan orang-orang kafir berkata, “Mengapa Al-Qur`ān itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?” Demikianlah,agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan benar).